Peristiwa G30S PKI (Gerakan 30 September) pada 1965 adalah salah satu peristiwa paling kontroversial dalam sejarah Indonesia. Kejadian ini melibatkan penculikan dan pembunuhan enam jenderal serta satu perwira TNI AD, yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan Gerakan 30 September (G30S).
Peristiwa ini mengubah arah politik Indonesia secara drastis, mengakhiri Demokrasi Terpimpin di bawah Soekarno, menghancurkan Partai Komunis Indonesia (PKI), serta membuka jalan bagi Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto.
Artikel ini akan membahas latar belakang G30S, kronologi peristiwa, dampaknya terhadap Indonesia, serta bagaimana kejadian ini membentuk arah politik nasional hingga masa kini.
Latar Belakang Peristiwa G30S PKI
Peristiwa ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan berakar dari ketegangan politik dan ideologi yang telah berlangsung lama di Indonesia.
1. Dominasi PKI dalam Politik Indonesia
- Pada era Demokrasi Terpimpin (1959-1965), PKI (Partai Komunis Indonesia) menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia.
- PKI mendapatkan dukungan dari Presiden Soekarno, yang mempromosikan konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) sebagai strategi politiknya.
- Pada Pemilu 1955, PKI menjadi partai terbesar keempat di Indonesia, dengan pengaruh yang semakin kuat dalam pemerintahan dan organisasi massa.
2. Ketegangan antara PKI dan TNI AD
- PKI sering berselisih dengan TNI Angkatan Darat (TNI AD), yang dipimpin oleh Jenderal Ahmad Yani.
- TNI AD menentang pertumbuhan PKI karena menganggap komunisme sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara.
- Pada awal 1965, PKI mengusulkan pembentukan “Angkatan Kelima” (milisi rakyat bersenjata), yang dianggap sebagai upaya memperkuat posisi PKI dan melemahkan TNI.
3. Krisis Ekonomi dan Ketidakstabilan Politik
- Pada pertengahan 1960-an, ekonomi Indonesia memburuk, dengan inflasi yang sangat tinggi dan harga kebutuhan pokok yang melambung.
- Situasi ini memperburuk ketegangan politik antara kelompok pro-komunis (PKI) dan anti-komunis (TNI, organisasi Islam, dan nasionalis).
Ketiga faktor ini menciptakan situasi politik yang sangat tegang, hingga akhirnya pecah peristiwa G30S pada malam 30 September 1965.
Kronologi Peristiwa G30S PKI
1. Penculikan dan Pembunuhan Jenderal (30 September – 1 Oktober 1965)
Pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965, sekelompok pasukan pengetahuan yang mengatasnamakan Gerakan 30 September (G30S) menculik dan membunuh para jenderal TNI AD.
Para jenderal yang menjadi korban:
- Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat)
- Letjen R. Suprapto
- Letjen M.T. Haryono
- Letjen S. Parman
- Mayjen D.I. Panjaitan
- Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
- Lettu Pierre Tendean (ajudan Jenderal Nasution, yang salah tangkap)
Para korban kemudian dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh secara kejam, sebelum akhirnya mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober 1965.
2. Pengumuman “Dewan Revolusi” dan Klaim Kudeta Peristiwa G30S PKI
- Pada pagi 1 Oktober 1965, G30S menguasai Radio Republik Indonesia (RRI) dan mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih pemerintahan.
- Mereka menyebut bahwa gerakan ini dilakukan untuk menyelamatkan Soekarno dari kudeta oleh “Dewan Jenderal”, yang diklaim akan menggulingkan pemerintah pada 5 Oktober 1965.
- Namun, klaim ini tidak pernah terbukti, dan banyak pihak justru melihat bahwa G30S adalah usaha kudeta yang didalangi oleh PKI.
3. Respons Jenderal Soeharto dan Penumpasan Peristiwa G30S PKI
- Pada sore hari 1 Oktober 1965, Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad, segera mengambil alih kendali militer.
- Soeharto mengerahkan pasukan untuk merebut kembali markas strategis, termasuk RRI dan Istana Negara.
- Pada 2 Oktober 1965, G30S berhasil dipukul mundur dan gerakan ini dinyatakan gagal total.
4. Operasi Penumpasan PKI (Oktober 1965 – 1966)
- Setelah peristiwa ini, PKI dituduh sebagai dalang utama pemberontakan, meskipun keterlibatan langsung Soekarno masih menjadi perdebatan.
- Ribuan anggota dan simpatisan PKI ditangkap, dipenjara, atau dieksekusi, dalam sebuah operasi pembersihan yang melibatkan militer, kelompok Islam, dan organisasi pemuda.
- Diperkirakan 500.000 hingga 1 juta orang tewas dalam pembersihan anti-komunis di seluruh Indonesia.
Dampak Peristiwa G30S PKI terhadap Indonesia
1. Kejatuhan Soekarno dan Naiknya Soeharto
- Setelah peristiwa ini, Soeharto semakin kuat, sementara Soekarno kehilangan dukungan politik.
- Pada 11 Maret 1966, Soekarno menandatangani Supersemar (Surat Perintah 11 Maret), yang memberikan kewenangan kepada Soeharto untuk mengambil tindakan keamanan.
- Pada 1967, Soekarno secara resmi dilengserkan, dan Soeharto menjadi Presiden RI pada 1968, mengawali era Orde Baru.
2. PKI Dilarang dan Komunisme Dihapus di Indonesia
- Pada 12 Maret 1966, PKI resmi dibubarkan dan dilarang di Indonesia.
- Hingga saat ini, larangan terhadap ideologi komunisme masih berlaku di Indonesia, termasuk dalam UU No. 27 Tahun 1999.
3. Munculnya Orde Baru dan Rezim Otoriter Peristiwa G30S PKI
- Soeharto membangun Orde Baru, yang menerapkan sistem pemerintahan otoriter dengan kontrol ketat terhadap politik dan media.
- Selama Orde Baru, versi sejarah tentang G30S dikontrol penuh oleh pemerintah, dengan propaganda anti-komunis yang kuat.
4. Trauma dan Dampak Sosial bagi Eks PKI
- Banyak keluarga korban G30S menderita diskriminasi selama bertahun-tahun, dengan pembatasan dalam pendidikan dan pekerjaan.
- Hingga kini, perdebatan tentang siapa dalang sebenarnya dari G30S masih menjadi topik kontroversial dalam sejarah Indonesia.
Kesimpulan
Peristiwa G30S PKI adalah salah satu titik balik terbesar dalam sejarah Indonesia, yang mengubah sistem politik, pemerintahan, dan arah bangsa secara keseluruhan.
Peristiwa ini mengakhiri Demokrasi Terpimpin dan kekuasaan Soekarno, serta menjadi pintu masuk bagi Orde Baru di bawah Soeharto. PKI dihancurkan sepenuhnya, sementara komunisme tetap menjadi ideologi terlarang di Indonesia hingga saat ini.
Hingga kini, diskusi tentang siapa dalang sebenarnya di balik G30S masih menjadi perdebatan, tetapi dampaknya terhadap politik dan masyarakat Indonesia masih terasa hingga sekarang.
Kudeta-kudeta sebagai pelajaran untuk generasi muda: Pemberontakan PKI Madiun: Upaya Kudeta yang Gagal Total