Sekretaris Eksekutif

Sekretaris Eksekutif: Kunci Sukses di Balik Meja Kerja Bos

JAKARTA, adminca.sch.id – Pernah nggak sih kamu mikir, apa sih kerjaan Sekretaris Eksekutif itu? Nah, di artikel ini aku bakal cerita pengalamanku, blak-blakan, plus kasih tips supaya kamu nggak jatuh ke jebakan klasik. Aku sendiri udah lebih dari lima tahun jadi Sekretaris Eksekutif di beberapa perusahaan, dari startup sampe kantor multinasional.

Ternyata kerjaan ini nggak sesimpel yang orang kira—sering banget disangka cuma ngatur jadwal atau jawab telpon. Padahal, urusannya banyak banget dan krusial banget buat kelancaran bisnis. Yuk, kita bongkar bareng serunya dunia Sekretaris Eksekutif!

Apa Sih Sebenernya Tugas Utama Sekretaris Eksekutif?

Sekretaris Eksekutif

Banyak teman bilang, “Enak ya, jadi Sekretaris Eksekutif pasti kerjaan cuma duduk manis di balik meja.” Jujur, dulu aku juga mikirnya gitu sebelum terjun langsung. Ternyata, kerjaan ini lebih ke multi-talent multitasking. Bayangin, sehari bisa nyiapin agenda meeting bos, ngecek email penting, ngatur perjalanan dinas, sampe jadi penengah pas ada drama antar divisi.

Selain itu, pengetahuan tentang cara mengelola dokumen, mengatur prioritas kerja, dan komunikasi asertif itu mutlak hukumnya. Kalau nggak, siap-siap deh ‘keteteran’ sendiri!

Satu hal yang aku pelajari: Sekretaris Eksekutif itu kayak ‘gatekeeper’. Segala akses ke bos biasanya harus lewat kita dulu. Tapi itu juga berarti tekanan lumayan gede karena harus tahu kapan info tertentu harus disampaikan atau ditahan dulu supaya situasi nggak makin ruwet.

Kesalahan-Kesalahan yang Sering Aku Lakuin (dan Gimana Cara Benerinnya)

Jujur aja, awal-awal kerja aku sering ngerasa overwhelmed. Pernah tuh, aku salah kirim file rahasia ke group WA yang salah—malunya bukan main! Dari situ aku belajar, penting banget double check dokumen dan penerima sebelum ngeklik tombol kirim.

Kesalahan lain? Sering banget lupa follow up jadwal meeting penting gara-gara terlalu banyak to do list. Akhirnya aku mulai pake bantuan aplikasi task management dan reminder kalender digital. Sampai sekarang pun, aku selalu sempetin 5 menit di pagi hari buat cek ulang agenda harian.

Ada juga pengalaman kocak, pas aku salah catet detail tiket pesawat untuk bos—eh, beliau jadi almost telat ke meeting di luar kota! Sejak itu, aku selalu pastiin 3 kali cek konfirmasi dari maskapai, plus simpan semua data di cloud biar gampang diakses kapan aja.

Tips Jadi Sekretaris Eksekutif yang ‘Dilirik’ Bos

Nggak gampang bikin bos dan tim percaya sama kita, apalagi kalau baru mulai. Berikut beberapa tips berdasarkan pengalaman pahit-manis selama jadi Sekretaris Eksekutif:

  1. Kuasai Skill Komunikasi
    Jangan ragu buat nanya atau minta penjelasan kalau instruksi bos kurang jelas. Kadang, bos pengen semuanya cepat, tapi kalau kamu nggak paham dan maksa jalanin bisa runyam urusannya.
  2. Multitasking, Tapi Know Your Limit!
    Pernah aku pengen impress bos dengan ngerjain semuanya sendiri, hasilnya? Beberapa tugas malah jadi nggak maksimal. Tau prioritas itu wajib. Nggak apa-apa sesekali delegasi ke junior atau rekan kerja lain.
  3. Update Teknologi dan Pengetahuan
    Zaman sekarang, skill dasar komputer aja nggak cukup. Wajib bisa spreadsheet, Google Workspace sampai aplikasi manajemen dokumen digital. Kok ribet? Iya, tapi ini life saver banget! Beberapa sertifikat online kayak dari Coursera atau Udemy juga bisa banget nambah skill kamu.
  4. Jaga Rahasia Perusahaan
    Ini udah kayak janji setia. Banyak info sensitif yang lewat di meja kita. Jangan mudah cerita atau nge-share info strategis ke siapapun, bahkan ke teman dekat sekalipun.

Pertanyaan Fav—Gaji Sekretaris Eksekutif, Oke Nggak?

Jujur, ini yang paling banyak ditanya. Dari pengalaman aku, gaji Sekretaris Eksekutif bisa dibilang di atas rata-rata admin biasa. Kalau di Jakarta, fresh graduate bisa mulai dari Rp5 juta-an. Sementara yang udah pengalaman bahkan bisa sampai Rp12—15 juta tergantung sektor dan perusahaan.

Perusahaan multinasional atau startup besar bahkan kasih tunjangan kesehatan, lemburan, fasilitas transportasi, hingga insentif tahunan. Tapi, tentu sepadan juga sama pressure dan tanggung jawab yang nggak sedikit.

Bagaimana Cara Bertahan dan Naik Level?

Aku pernah ngerasa stuck banget di satu perusahaan. Rasa-rasanya kerjaan gitu-gitu aja. Ternyata, yang bikin aku semangat lagi adalah belajar hal baru, mulai dari manajemen waktu, skill bahasa asing, dan mulai terjun di event organizing.

Saran aku, jangan ragu cari komunitas Sekretaris Eksekutif, baik di LinkedIn atau grup WhatsApp. Di sana kamu bakal dapet insight, info lowongan baru, sampe tempat curhat kalau lagi stres.

Bisa juga follow seminar dan pelatihan, banyak banget kok info gratis atau webinar tentang profesional secretary yang bisa kamu temuin online. Percaya deh, investasi ilmu selalu balik modal.

Jaringan Itu Penting, Seriusan!

Mau survive di dunia Sekretaris Eksekutif? Bangun networking sama kolega lintas divisi itu wajib. Aku pribadi sering diajak project penting gara-gara kenal baik sama tim lain. Kadang, lewat obrolan santai di pantry, aku dapet info krusial soal perubahan jadwal event perusahaan. Jangan cuek, ya!

Bahkan pengetahuan tentang hobi rekan kerja bisa jadi jalan buat dapet jalan keluar saat ada masalah dadakan. Mulai deh aktif ngobrol sama siapa aja.

Kesimpulan: Jadi Sekretaris Eksekutif Itu Pilihan yang Penuh Warna

Kerja jadi Sekretaris Eksekutif memang penuh dinamika—hari ini bisa tenang, besok bisa mendadak jadi ‘pemadam kebakaran’. Tapi lewat setiap kesalahan dan kegagalan, aku jadi makin paham cara ngatur waktu, stres, dan komunikasi yang sehat dengan tim maupun atasan.

Buat kamu yang tertarik menekuni profesi ini, siapkan mental untuk belajar seumur hidup. Nggak usah malu salah ataupun nanya, justru dari situ kita tumbuh. Pokoknya, Sekretaris Eksekutif itu bukan cuma ‘asisten’ tapi partner strategis buat perusahaan.

Yuk, terus kembangkan skill, perbanyak pengetahuan, keep humble, dan jangan takut mencoba hal baru. Siapa tahu, satu hari nanti giliran kamu yang duduk di kursi bos!

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Pengetahuan

Baca juga artikel lainnya: Personnel Officer: Serunya di Balik Layar SDM, Gak Cuma Data!

Author